Banyak pemotor yang tidak menyadari jika anak bonceng depan memiliki resiko kecelakaan yang tinggi pada si anak itu sendiri.
Jakarta, Autos.id – Banyak pengguna motor dewasa mengabaikan keselamatan anak kecil yang ikut menumpang. Hal yang sering kita jumpai adalah anak tak pernah dibekali dengan helm saat berada di atas motor.
Hal yang paling menyedihkan adalah anak kecil dimanfaatkan sebagai “airbag” karena si anak diposisikan di depan pengemudi. Hal ini memang tidak disadari oleh orang tua, namun posisi anak bonceng depan sangat rentan untuk terlibat kecelakaan.
“Saat melakukan pengereman darurat anak bisa terbentur ke depan bodi motor dan terdorong tubuh orang dewasa”
Karena pada saat melakukan pengereman darurat anak bisa terbentur ke depan bodi motor dan terdorong tubuh orang dewasa. Alhasil tubuh si anak bisa terlempar dari motor tanpa ada kontrol sama sekali dari pemotor.
Hal ini diungkapkan Jusri Pulubuhu, pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC). “Sangat menyedihkan kita melihat banyak orang tua menempatkan anak bonceng depan. Biasanya motor matik,” ucap Jusri.
“Anak seperti dijadikan airbag. Padahal ini sangat berbahaya saat ngerem darurat. Jadi perlu ditegaskan anak bukan airbag,” jelas Jusri yang telah puluhan tahun mengabdikan diri untuk edukasi safety driving.
Lebih lanjut, Jusri menjelaskan anak sebaiknya ditempatkan pada posisi tengah, bila ada penumpang lain yang ada dibelakang. Dan sebaiknya anak yang dibonceng adalah mereka yang kakinya sudah bisa menapak di foodstep penumpang. Bila tidak harus ada orang lain dibekangnya.
Dengan berbagai cara berkendara di Indonesia yang bisa disebut akrobatik, Jusri berharap masyarakat terus mendapat edukasi yang tepat agar bisa mengubah perilaku berbahaya dalam berkendara, karena jalan raya merupakan tempat paling berbahaya.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.