Di tengah terus berkembangnya teknologi transmisi otomatis, namun hebatnya, transmisi otomatis konvensional masih mampu bertahan sampai hari ini. Bahkan transmisi otomatis konvensional masih banyak sekali dipakai oleh mobil-mobil keluaran baru. Lantas, sebenarnya apa yang membuat transmisi jenis ini bisa tetap bertahan dan digemari oleh banyak orang? Untuk mendapatkan jawabannya, mari kita bahas seluk beluk transmisi otomatis konvensional.
Jakarta, Autos.id – Ciri utama dari transmisi otomatis konvensional yakni mengandalkan planetary gear set yang bekerja sama dalam menciptakan rasio gigi dan memiliki torque converter alias kopling fluida atau cairan. Karena itulah usia pakai transmisi otomatis konvensional cenderung lebih tahan lama karena dinilai memiliki durabilitas yang baik.
Transmisi otomatis konvensional juga lebih kuat menahan torsi berlebih dari mesin, misalkan saat mobil sedang melintasi kontur jalan yang ekstrem dan bervariasi. Untuk beberapa jenis mobil yang digunakan untuk mobilitas tinggi, bisa menampung banyak penumpang, serta mobil diesel dengan torsi besar masih memakai transmisi jenis ini karena lebih tangguh.
Maka itu, jika dilihat dari kebutuhan, pemakaian, dan biaya perawatan transmisi otomatis konvensional lebih cocok digunakan di Indonesia. Karena seperti yang kita tahu, di Indonesia, masah banyak jalan yang kontur atau permukaannya tidak mulus, serta kebiasaan bepergian dengan membawa banyak penumpang dan barang.
Dari segi perawatan, dikarenakan teknologi yang diusung transmisi otomatis konvensional cukup sederhana, membuat biaya perawatan dan perbaikannya tergolong murah. Selain biaya perawatannya yang masih ramah kantong, di Indonesia ketersediaan spare part transmisi otomatis konvensional cukup mudah didapat dan memiliki banyak komponen pengganti atau substitusinya.
Di balik kelebihannya yang cukup banyak, tetap saja ada kekurangan yang tak bisa disembunyikan oleh transmisi otomatis konvensional. Jika Anda peka, kekurangan dari transmisi otomatis konvensional ini sudah bisa dirasakan saat kita mengendarainya.
Kelemahan utama transmisi konvensional yakni adanya entakan saat perpindahan gigi, alias prosesnya terjadi secara kurang halus. Selain itu, transmisi otomatis konvensional cenderung lebih boros BBM karena komponennya banyak dan berat serta terdapat loss power yang cukup besar. Loss power tersebut terjadi pada putaran bawah di saat transmisi hendak menyalurkan tenaga hasil pembakaran ke roda penggerak.
Baca juga: Mengenal Fitur Overdrive yang Ada di Transmisi Otomatis
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.