Meski belum bisa menjual mobil berteknologi plug-in hybrid, namun PT Mercedes-Benz Indonesia (MBDI) sudah menyiapkan produk yang akan dijual pada waktunya nanti. Salah satunya adalah E 350 e.
Jakarta, Autos.id – Jika nanti pemerintah Indonesia sudah menetapkan regulasi mobil listrik dan hybrid, bisa dipastikan kalau Mercedes-Benz akan langsung menjual E350 e.
Sebab, pihak prinsipal Mercedes-Benz di Indonesia sudah mengatakan kalau mereka akan menjual E 350 e di tanah air. Selain itu, dipamerkannya E 350 e dalam berbagai kesempatan juga sudah cukup untuk membuktikan keseriusan Mercedes-Benz untuk menjual mobil ini.
Meski belum jelas kapan Mercedes-Benz E 350 e akan resmi dijual di Indonesia, namun kami beruntung karena kami pernah mencicipi sensari mengendarai sedan ramah lingkungan ini.
Sekilas tentang Mercedes-Benz E 350 e. Ini adalah sebuah E-Class yang sudah dijejali dengan teknologi plug-in hybrid. Maka itu, sudah barang tentu mobil ini ramah lingkungan.
Karena berteknologi plug-in hybrid, pastinya Mercedes-Benz E 350 e tidak seutuhnya mengandalkan tenaga listrik, alias masih mempunyai mesin konvensional.
Mesin konvensional yang dipakai E 350 e memiliki kapasitas sebesar 1.991 cc dengan turbocharger, yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 245 hp dan torsi 245 Nm.
Kemudian untuk plug-in hybrid-nya mengandalkan baterai berkapasitas 6.2 kWh. Menurut klaimnya, dalam kondisi baterai penuh, E 350 e dapat berjalan sejauh hingga 30 km dengan hanya mengandalkan tenaga listrik saja. Untuk mengecas baterai dari nol hingga penuh, dibutuhkan waktu selama tiga jam, dan listrik berdaya 2.200 watt.
Lantas, bagaimana dengan rasa berkendaranya? Sewaktu kami mencobanya di mode E-MODE, mobil sepenuhnya digerakkan oleh listrik. Dalam kondisi ini, tenaganya sudah terasa lebih dari cukup jika hanya untuk berjalan santai.
Masih di mode yang sama, begitu kami melakukan kickdown untuk mencapai kecepatan tinggi, maka mesin konvensionalnya langsung menyala. Ini dikarenakan sistem membaca bahwa mobil butuh tenaga lebih untuk berakselerasi, sekaligus untuk menghemat daya baterai.
Belum puas berjalan di mode E-MODE, kami pun mencoba melakukan hal yang lain dengan E 350 e, yakni mengajaknya bermanuver.
Terus terang, melakukan manuver dengan E 350 e adalah satu hal yang menyenangkan. Karena selain tenaga yang disalurkannya besar, tidak ada gejala oversteer yang terasa saat mengubah arah setir dengan cepat.
Jangan heran kalau Mercedes-Benz E 350 e mampu memuntahkan tenaga yang besar dalam kondisi mobil yang sepenuhnya digerakkan oleh baterai,. Pasalnya, motor listrik yang ada pada Mercedes-Benz E 350 e memiliki torsi sebesar 550 Nm.
Sebenarnya, jika ingin mendapat sensasi berkendara yang maksimal dengan Mercedes-Benz 3 350 e, maka kita harus berkendara di mode hybrid.
Karena di mode ini, mesin konvensional dan sistem plug-in hybrid-nya saling bekerja untuk memuntahkan tenaga maksimal. Sayangnya, karena keterbatasan waktu, kami jadi tidak sempat untuk mencoba berkendara di mode hybrid.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.