Setelah beberapa pekan ramai diperbincangkan, skandal konsumsi bahan bakar Mitsubishi kini mulai menelan “korban”. Tetsuro Aikawa, President Mitsubishi Motors harus turun dari jabatannya tanpa kompensasi apapun.
Tokyo, Autos.id – Mitsubishi Motors mengalami tekanan yang cukup kencang pasca terlibat skandal konsumsi bahan bakar dalam kerjasama pengembangan mobil bersama Nissan. Masalah ini skandal konsumsi bahan bakar bahkan telah menelan “korban” dengan membuat Tetsuro Aikawa, President Mitsubishi Motors mengundurkan diri.
Menurut Osamu Masuko, CEO Mitsubishi Motors isu terkait skandal konsumsi bahan bakar datang dari tekanan yang diterima tim teknisi untuk mengupayakan peringkat efisiensi bahan bakar yang tinggi membuat para teknisi Mitsubishi melakukan berbagai cara agar mencapainya meski dengan cara yang kurang benar.
Dilansir Leftlane, Senin (23/5/2016) pihak Mitsubishi mengakui telah membuat kebijakan yang salah dengan yang secara artifisial meningkatkan peringkat efisiensi bahan bakar yang akhirnya menjadi skandal yang membuat sahamnya anjlok hingga 40%.
“Tekanan yang diterima tim teknisi untuk mengupayakan peringkat emisi gas buang efisiensi bahan bakar membuat para teknisi Mitsubishi melakukan berbagai cara agar mencapainya meski dengan cara yang kurang benar”
Skandal ini kemudian dihubungkan dengan nama Aiwaka yang dua tahun lalu menjadi seorang pemimpin yang menjanjikan. Aikawa selama 15 tahun telah mengabdi dan ikut berperan dalam kemajuan Mitsubishi dan merupakan presiden pertama di Mitsubishi yang menjabat lebih dari satu dekade.
Aikawa yang dituduh terlibat dalam kecurangan catatan konsumsi bahan bakar mobil-mobil Mitsubishi bukanlah orang sembarangan karena ia adalah seorang insinyur utama pada pembangunan mobil eK Wagon, yang kemudian menjadi mobil pertama Mitsubishi yang terlibat skandal.
Setelah pengunduran diri Aikawa, saat ini Mitsubishi sementara menanti keputusan untuk menjadikan Masuko sebagai President sementara Mitsubishi menggantikan Aikawa. Masuko dikabarkan tidak akan mendapat kompensasi apapun selama masa transisi. Namun Nissan berencana untuk memberikan kompensasi pada mantan orang penting Mitsubishi ini. Hal itu dimungkinkan karena Nissan sekarang memegang 34% saham Mitsubishi.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.