Produsen otomotif di Indonesia sepertinya menunggu keseriusan pemerintah untuk infrastruktur jaringan stasiun pengisian bahan bakar untuk mobil-mobil BBG.
Jakarta, Autos.id – Bagi kota-kota besar, polusi telah menjadi bagian keseharian. Jakarta salah satunya. Upaya menekan polusi pun terus dilakukan. Antara lain dengan mengurangi kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) dan menggantinya dengan bahan bakar gas (BBG).
Transportasi pertama yang merealisasikannya adalah Transjakarta diikuti Bajai dan kini meluas ke salah satu penyedia layanan taksi terbesar yakni Blue Bird Group dan Express Group. Meski masih dalam tahap persiapan namun kedua perusahana operator taksi ini dikabarkan serius untuk menggarap armadanya agar menggunakan bahan bakar gas.
“Namun untuk bisa memproduksi secara lebih massal mobil berbahan bakar non minyak masih ragu-ragu dilakukan para produsen”
Bila Blue Bird dan Express secara bertahap mulai menggunakan BBG, maka bukan tidak mungkin langkah ini akan dilakukan juga oleh produsen mobil. Terlebih lagi beberapa perusahaan otomotif seperti Toyota dan Hyundai ikut memproduksi mobil berbahan bakar BBG. Hal itu bisa dilihat dari sejumlah model Toyota dan Hyundai yang dipasok sebagai armada taksi berbahan bakar gas.
Namun untuk bisa memproduksi secara lebih massal mobil berbahan bakar non minyak masih ragu-ragu dilakukan para produsen. Mereka sepertinya menunggu infrastruktur berupa stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) disipkan dengan baik.
Jika pemerintah serius membangun stasiun BBG secara massal bukan tidak mungkin melapangkan dan mendorong industri otomotif untuk menciptakan kendaraan dengan sistem dual fuel.
Hal ini akan menguntungkan berbagai pihak mulai dari pemerintah, perusahaan penyedia bahan bakar kendaraan, industri otomotif dan masyarakat umum karena perlahan polusi udara yang diakibatkan emisi gas buang kendaraan bermotor mulai berkurang.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.