Penjualan mobil bekas diyakini akan tetap menunjukkan tren positif tahun depan, asalkan pihak leasing memberikan program DP murah seperti yang diterapkan pada mobil baru.
Jakarta, Autos.id – Menjelang tutup tahun, biasanya para produsen maupun dealer mobil baru mulai menggenjot penjualan. Satu diantara beberapa caranya adalah dengan memberikan penwaran uang muka (Down Payment/DP) rendah kepada calon konsumen yang akan membeli secara kredit.
Cara ini dilakukan dalam rangka menghabiskan stok mobil baru yang ada di gudang. Sehingga diharapkan pada tahun berikutnya, seluruh mobil yang dijual sudah menggunakan VIN (Vehicle Identification Number) dengan tahun produksi yang sama. Jadi para dealer berharap, semua unit mobil dengan VIN tahun produksi 2017 akan seluruhnya habis ditahun ini. Sehingga tahun depan, stok unit yang ada semuanya menggunakan VIN dengan tahun produksi 2018.
“Biasanya di mobil baru itu jelang tutup tahun selalu ada diskon besar. Ini biar semua stok mobil mereka keluar, dan tahun depan tidak ada lagi mobil yang menggunakan VIN tahun sebelumnya. Tentu ini sangat mengganggu pasar mobil bekas,” papar Yusak Hindiarto, Ketua Bursa Mobil Bekas Surabaya di Jakarta, Kamis (14/12/2017).
“Banyak yang meramal tahun depan akan lebih parah dari tahun ini karena ada pilkada. Tapi saya tetap optimis. Asalkan dari pihak lembaga keuangan (leasing) bisa mendukung juga dengan program DP murah”
Padahal, kata Yusak, penjualan mobil bekas sudah stabil di awal-awal tahun ini. Tetapi sedikit merosot di penghujung 2017. Namun ia optimis, pasar mobil bekas akan lebih “tahan banting” menghadapi situasi pasar dengan gejolak politik yang akan ada tahun depan.
“Banyak yang meramal tahun depan akan lebih parah dari tahun ini karena ada pilkada. Tapi saya tetap optimis,” tegasnya ketika ditemui di acara Otojurnal Award OLX di Jakarta. Meski demikian, sikap optimis menghadapi 2018 itu kata Yusak, ada beberapa syarat.
“Asalkan dari pihak lembaga keuangan (leasing) bisa mendukung juga dengan program DP murah seperti yang mereka lakukan untuk mobil baru,” ungkap Yusak. Selain itu, masih kata dia, lembaga pembiayaan ini juga jangan menganakemaskan beberapa merek saja di pasar mobil bekas.
“Jangan sampai ada beberapa merek saja yang bisa dapat fasilitas kredit mudah. Semuanya harus bisa baik itu mereknya mobil Jepang, mobil Korea, mobil Eropa, atau bahkan mobil Cina. Yang penting kan bagaimana tim mereka melakukan survei calon konsumennya,” kata Yusak.
“Selama konsumen layak menyicil, berikan saja fasilitas kredit itu. Sekarang kan ada BI Checking yang sangat ketat, jadi bisa terjamin kalau nantinya konsumen menunggak maka akan ada blacklist dari pihak BI. Kemudian perketat jangan sampai ada uang pelicin yang masuk antara konsumen dengan tim survey pihak leasing untuk diloloskan kreditnya,” tukas Yusak.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.