Isuzu telah menyiapkan Engine Common Rail untuk menghadapi peraturan standarisasi Euro 4 untuk kendaraan bermesin diesel 2020 mendatang.
Jakarta, Autos.id – Perkembangan teknologi di dunia otomotif sangat masif, hal ini diikuti majunya teknologi kendaraan komersial. Melihat itu, pemerintah terus berupaya mengimbanginya dengan penerbitan regulasi yang mengharuskan penggunaan mobil dengan standar Euro 4 untuk diesel di tahun 2020.
Regulasi ini membuat PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mengembangkan teknologinya sesuai dengan kebutuhan customer kami dengan menyiapkan kendaraan komersial dengan Engine Common Rail. Seperti apa Engine Common Rail dan kelebihannya?
Attias Asril, General Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia mengungkapkan Engine Common Rail dikembangkan agar kendaraan komersial lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar dan mengatur pembakaran sempurna sehingga performa truk tetap prima.
“Teknologi yang dibutuhkan saat ini yang sudah dikembangkan Isuzu dalam Engine Common Rail. Engine ini adalah jawaban Isuzu terhadap regulasi pemerintah mengenai EURO 4. Selain itu juga engine ini akan membantu customer dalam penghematan bahan bakar dikarenakan engine common rail ini bisa mengatur pembakaran dengan tepat”
‘’Teknologi yang dibutuhkan saat ini yang sudah dikembangkan Isuzu dalam Engine Common Rail. Engine ini adalah jawaban Isuzu terhadap regulasi pemerintah mengenai EURO 4. Selain itu juga engine ini akan membantu customer dalam penghematan bahan bakar dikarenakan engine common rail ini bisa mengatur pembakaran dengan tepat.’’ jelas Attias beberapa waktu lalu.
Ia juga menjabarkan bahwa Common rail pertama kali diperkenalkan di truck Isuzu GIGA mulai tahun 2011. Common rail merupakan teknologi baru dalam dunia komersial Indonesia untuk mengatur bahan bakar dengan berbasis elektronik dilengkapi komponen common rail itu sendiri dan injector.
Keunggulan common rail dibandingkan dengan konvensional adalah :
Pertama, teknologi Common Rail mampu untuk menurunkan emisi dan output yang lebih tinggi dalam kaitannya dengan tekanan injeksi tinggi di semua tingkat pemakaian. Kedua, mengurangi kebisingan dan emisi dalam kaitannya dengan pengendalian kuantitas injeksi.
Ketiga, meningkatkan kinerja dalam kaitannya dengan peningkatan kontrol waktu yang fleksibel. dan keempat, bebas untuk mengendalikan tekanan injeksi sebagai respons terhadap putaran dan beban mesin.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.