Last updated on 21 April, 2016
Jakarta, Autos.id – Indonesia tercatat sebagai negara terbesar dalam kebutuhan energi di Asia Tenggara. Dan permintaan sumber energi di Indonesia masih didominasi dari bahan bakar minyak (BBM).
Hasil Asean Center for Energy mencatat jika permintaan sumber energi di Indonesia 44% dari total kebutuhan energi di ASEAN. Disusul Malaysia dan Thailand dengan masing-masing 23% dan 20%. Sektor industri masih mendominasi permintaan akan energi ini dengan kenaikan 2,7% per tahun.
Sementara itu Dewan Energi Nasional menyebut kalau total kebutuhan energi di Indonesia mencapai 2,41 juta SBM (Setar Barel Minyak) pada 2025 mendatang. Jumlah ini naik 84% dari total kebutuhan energi pada 2013 yang hanya 1,243 juta SBM. Permintaan energi pun masih didominasi sumber energi dari fosil dengan 94,6%, sisanya dari energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Padahal disatu sisi, hasil eksplorasi minyak di Indonesia pada 2013 hanya 352 juta barel dengan 233 juta barel dalam bentuk BBM. Jauh dari kebutuhan konsumsi minyak di Indonesia yang mencapai 425 juta barel. Kondisi ini membuat pemerintah melakukan impor BBM dari luar negeri.
“Sektor transportasi khususnya angkutan jalan baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum dan sepeda motor menyedot hampir 88% dari pasokan BBM Nasional. Bentuknya baik berupa BBM bersubsidi maupun non subsidi. Tapi jenis BBM paling banyak di sektor ini adalah bensin dan solar,” kata dian Andyasuri, Director of Lubricant Shell Indonesia, di Jakarta, Rabu (17/2/2016).
Karena itulah kata Dian, pelaku bisnis otomotif kini mulai fokus kepada penggunaan energi alternatif, serta menggunakan mesin yang memiliki konsumsi energi rendah. “Tapi tentunya ini juga harus didukung aspek lain demi membantu kinerja mesin yang hemat konsumsi energi tersebut,” timpal Andrew Hepher, Vice President Shell Global Commercial Technology.
Shell melihat sinergi antara fokus penggunaan mesin dan teknologi yang efisien dalam penggunaan sumber energi ini dnegan menyediakan pelumas yang dapat menaga usia mesin. Hasilnya pun telah trebukti dengan kerja sama kepada satu perusahaan pertambangan di Indonesia yang mampu memberikan perpanjangan waktu penggantian pelumas hingga 6.000 jam.
Pembuktian ini kata Andrew dilakukan melalui kegiatan transfer teknologi yang dilakukan Shell Indonesia kepada perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor industri yang menjadi konsumen loyal Shell.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.