Last updated on 14 April, 2016
Jakarta, Autos.id – “Ibarat sebuah pusat perbelanjaan, kehilangan Ford itu seperti kehilangan satu tenant, tapi tenant yang kecil lokasinya di pojok. Jadi kalau tutup bisa dengan mudah diisi tenant lain.”
Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, I Gusti Putu Suryawirawan saat diminta mengomentari kepergian PT Ford Motor Indonesia (FMI) dari industri otomotif dalam negeri.
“Yang perlu ditegaskan disini, Ford tidak mempunyai fasilitas produksi di Indonesia, Ford hanya berjualan mobil. Jadi sebetulnya yang patut sedih adalah Ford sendiri meninggalkan pasar yang begitu besar,” papar Putu ketika dijumpai di Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Lebih lanjut dirinya pun menuturkan jika sejak 2002, Ford tidak pernah memperhatikan komposisi kandungan komponen lokal untuk produk-produk mereka yang dijual di Indonesia. “Dari dulu mereka hanya memikirkan seberapa besar penjualan. Mereka pikir memiliki pabrik di negara-negara tetangga di sekitar Indonesia sudah cukup. Padahal sementara merek-merek lain berlomba investasi pabrik di Indonesia,” ucapnya.
Atas dasar inilah Putu menganggap Ford tak beda dengan pemegang merek (APM) mobil premium lain seperti Ferrari, Lamborghini, atau Maserati yang tak menanamkan investasi pabrik di dalam negeri. Akibat tak memiliki pabrik di Indonesia maka menurut Noegardjito, Sekertaris Umum GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), Ford tak mampu bertahan lebih baik dari gempuran kompetitor dan turunnya pasar otomotif.
“Biarpun mereka impor dari Thailand bukan dari Amerika langsung tetap saja harganya lebih mahal dibanding produksi disini. Sementara jika kita lihat merek lain seperti Suzuki, mereka bahkan punya dua pabrik. Disinilah yang saya lihat jadi kesalahan Ford,” timpal Noegardjito.
Tapi Noegardjito berpikir bukan tak mungkin suatu saat Ford akan kembali lagi ke Indonesia dan kembali diterima oleh GAIKINDO. “Seperti GM (General Motors), setelah mereka tutup pabrik di Bekasi, mereka datang lagi dengan teman-teman lainnya,” kata Noegardjito.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.