Pembalap KTM, Bradley Smith, mengakui bahwa menjadi pembalap pabrikan lebih sulit dibanding pembala tim satelit.
Austria, autos.id – Bradley Smith mengakui melangkah dari tim satelit ke pabrik KTM MotoGP pada tahun 2017 jauh lebih menuntut dari yang dia bayangkan.
Setelah empat tahun bersama Tech 3 Yamaha, Smith pindah ke pabrik KTM sebagai pembalap penuh waktu di kelas utama musim lalu.
Pembalap asal Inggris itu mengalami kesulitan sepanjang tahun dibandingkan rekan setimnya Pol Espargaro, dengan posisinya di tim mendapat ancaman meski mendapat kontrak dua tahun dengan marque berbasis Austria tersebut.
Smith akhirnya dipertahankan untuk tahun 2018 dengan catatan 10 hasil terbaik dan raihan 29 poin.
Pembalap KTM itu juga mengakui bahwa ‘ketegangan’ yang ebrtambah pada produsen yang sedang berkembang dibandingkan dengan tim satelit membawa dampak pada dirinya, namun ia tetap menikmati pengalaman tersebut.
“Untuk pertama kalinya saya berpikir bahwa saya benar-benar menantikan liburan di musim dingin, Anda merasa sangat membutuhkannya,” kata Smith , dilansir Motorsport (2/1/2018).
“Entah itu seperti ujian tambahan yang kami lakukan, tekanan tambahan menjadi tim pengembang, atau setidaknya dalam proses pembangunan sebagai produsen.
“Tentu, ini (menjadi pembalap pabrik) jauh lebih menuntut secara mental dan fisik daripada yang saya bayangkan.
“Apakah menyenangkan? Bisa dikatakan begitu. Saya telah mempelajari banyak hal, saya menikmati prosesnya secara fenomenal. Ini tentu saja menjadi pembuka mata dalam banyak hal, tapi Anda mulai mengerti saat menggunakan motor satelit Anda memiliki banyak hal yang jauh lebih mudah daripada yang Anda sadari.
“Anda tidak akan pernah memiliki yang terbaik, tapi Anda memiliki paket yang menakjubkan dengan tidak ada ekspetasi yang menyertainya.”
Smith mengakui bahwa perubahan terbesar yang harus dilakukannya sebagai pembalap pada tahun 2017 adalah menyadari setiap akhir pekan secara efektif merupakan sesi uji coba, sesuatu yang sulit dilakukannya.
“Perubahan terbesar adalah perbedaan antara uji coba dan balap adalah menemukan keseimbangan mental untuk membedakan antara apakah kita mengembangkan motor setiap kali naik atau mencoba memacu motor,” jelasnya.
“Saya pikir itu adalah sesuatu yang tidak dilakukan dengan cara yang sangat baik. Saya sedang berpikir lebih besar daripada sekedar jangka pendek, tapi pada banyak hal yang mempengaruhi.
“Terkadang memang lebih baik seorang pembalap berkonsentrasi jangka pendek dan tim lebih fokus pada jangka panjang. Itu tugas mereka atau setidaknya pekerjaan seorang penguji coba.
“Jadi keduanya bagi saya adalah perbedaan terbesar, dan salah satu hal tersulit yang pernah saya lakukan tahun ini.”
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.