Ada dua jenis transmisi otomatis yang populer saat ini, yakni yang berteknologi konvensional dan CVT. Kedua jenis transmisi tersebut tentunya punya cukup banyak perbedaan. Untuk mengetahuinya, mari kita kupas perbedaan antara transmisi otomatis konvensional dan CVT.
Jakarta, Autos.id – Membahas tentang transmisi otomatis konvensional dan CVT, rasanya cukup sulit jika harus menyebut mana yang lebih baik di antara keduanya, karena itu semua kembali lagi kepada kebutuhan dan kebiasaan seseorang dalam berkendara.
Bagi Anda yang sedang mempertimbangkan untuk membeli mobil bertransmisi otomatis, ada baiknya bagi Anda buat mengetahui lebih jauh tentang perbedaan antara transmisi otomatis konvensional dan CVT, karena kedua jenis transmisi tersebut mempunyai sensasi berkendara yang berbeda.
Kita mulai dari transmisi otomatis konvensional. Transmisi jenis ini dibuat oleh planetary gear atau roda gigi planet. Disebut seperti itu karena kombinasi roda giginya yang menyerupai pergerakan planet dan matahari yang berputar atau berkeliling.
Satu set planetary gear terdiri atas satu gigi cincin dan matahari. Umumnya ada tiga atau empat pinion, dan carrier sebagai pengikat gigi pinion. Umumnya pada transmisi otomatis konvensional 4-speed terdapat dua set planetary gear yang bekerja sama menciptakan rasio gigi, dari gigi 1, 2, 3, 4 dan mundur.
Tapi pada mobil-mobil mewah zaman sekarang, tidak sedikit yang memiliki jumlah gigi lebih dari lima. Selain memiliki jumlah gigi yang banyak, biasanya mobil-mobil tersebut jugda sudah didukung dengan teknologi transmisi yang mutakhir, yang membuat kinerjanya jadi optimal dan cekatan.
Ciri kedua dari transmisi otomatis konvensional adalah ia bekerja menggunakan torque converter yang bentuknya seperti donat. Torque converter memiliki peran sebagai pembeda dengan transmisi manual, menjadi koplingnya transmisi otomatis sehingga pengemudi tidak perlu menginjak pedal kopling di transmisi otomatis. Torque converter memanfaatkan tekanan oli dari valve body yang akan menggerakkan input shaft dari transmisi otomatis yang menggerakkan laju mobil.
Beralih ke transmisi CVT, ia tidak menggunakan planetary gear dan torque converter untuk bekerja. Sebagai gantinya, transmisi CVT menggunakan sepasang puli (drive pulley dan driven pulley) yang dihubungkan oleh sebuah belt atau sabuk baja.
Kedua puli yang terhubung sabuk baja ini bisa membesar dan mengecil (bergerak ke kiri atau ke kanan) berdasar perintah komputer sesuai dengan putaran mesin dan laju mobil. Perubahan kedua puli ini membuat diameter sabuk ikut berubah. Diameter sabuk tersebut yang menjadi rasio gigi di transmisi CVT sehingga rasio gigi sangat luas dibandingkan dengan transmisi konvensional yang rasio giginya memiliki tingkatan.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.