Autos.id – Kalau bicara Wuling AIR EV, pasti banyak yang sudah tahu review-nya bukan? Tentu saja kami jelas berbeda dengan reviewer lainnya. Seperti apa berkelana dengan Wuling AIR EV kali ini.
Begini saja, perspektif kami tentang mobil listrik begitu besar sekali. Tidak heran kalau mobil ini memang laris manis. Dari awal naik mobil ini saja, kesan lapang sudah terbentuk jauh. Meskipun bodi-nya sedikit lebih kecil namun itu semua terlewati begitu saja.
Karena itu, jelas sekali kalau kita bisa menyimpulkan kalau Wuling AIR EV memang semenarik itu untuk ukuran mobil listrik. Namun, apakah memang gaya berkendara Wuling AIR EV ini bisa menaklukkan kejamnya kota besar seperti Jakarta?
Sebuah pertanyaan menarik dari percobaan mobil listrik Wuling AIR EV selama 5 hari bersama si mungil ini.
Pertama Kali Naik, Jalur Tikus Lebih Percaya Diri
Seperti biasa, saat pertama kali ada perasaan grogi maupun kesan norak. Namun, saat pertama kali naik AIR EV, ada satu yang membuat kami tidak sepercaya diri itu sama mobil ini. Dimensi mobilnya lebih mungil dan tidak biasa.
Alhasil harus adaptasi kembali untuk memastikan tidak ada masalah ataupun saat bermanuver tidak tersangkut ataupun bermasalah kemudian hari.
Saat pertama injak rem, mobil ini ternyata sudah menyala sebelumnya. Jelas, berbeda dengan mobil ICE (Internal Combustion Engine) tentu butuh anak kunci atau tekan tombol starter. Karena itu, di AIR EV sendiri tidak terlihat tombol starter sama sekali.
Sedangkan perjalanan dengan mobil sungguh menyenangkan. Tatkala hiburan dari mobil ini begitu banyak dan juga semuanya sudah touch-screen atau cukup dengan tombol di setir.
Saat jalan pertama, kami memutuskan untuk masuk ke jalan tikus yang ada di Jakarta. Terutama, jalanan ini memang terkenal sempit. Salah satunya, Jalanan Cipete Raya yang terkenal dengan jalanan sempit dan cukup untuk dua mobil dengan ukuran tanggung.
Malah mobil ini bisa melibas dengan enteng tanpa ada rasa khawatir lho. Jujur kami merasa takjub dengan karakter AIR EV ini. Meskipun mode berkendara kami pasang ECO, tapi tidak mengganggu keasikan berkendara dari si mobil listrik dengan harga sangat miring, hanya Rp280 Jutaan saja.
Konsumsi Listrik sangatlah irit meski cuma diam saja
Keunggulan mobil listrik ini adalah bisa gunakan seluruh perangkat audio sampai AC dengan konsumsi listrik lebih rendah dari AC rumah sekalipun. Kok bisa? Tenang saja soal konstruksi mobil ini benar-benar menarik sekali.
Dengan penggunaan listrik total ampere-nya kurang dari 6. Pastinya tidak usah pusing kepala lagi saat menunggu kegiatan lainnya. Percaya, kami pun coba dengan model seperti ini dan hasilnya tidak ada keluhan dari orang sekitar.
Ada yang Satu kekurangannya, Pengisian Daya bikin lelah
Sebenarnya bukan salah Wuling AIR EV juga, melainkan kemampuan charging dari setiap SPKLU sendiri berbeda satu sama lainnya. Sehingga butuh penyesuaian lagi ataupun ya butuh waktu lebih panjang.
Seperti pengisian di SPKLU milik PLN saja. Untuk pengisian bisa makan waktu dua jam dan itupun juga tidak pernah stabil pengisiannya. Ada saja penurunan tegangan dari awalnya bisa 6 kWh turun ke 3 kWH dalam setiap menit.
Meskipun harga yang mereka tawarkan sedikit murah. Namun, kepastian waktu pengisian dan juga stabilitas pengisian daya adalah kunci agar mobil listrik baterainya tetap awet. Hal seperti ini sebenarnya jadi kritikan keras ke provider SPKLU untuk berkala lakukan perawatan.
Kesimpulan
Wuling AIR EV sendiri memang cocok untuk berkendaran di perkotaan. Namun satu sisi, ada juga masalah lainnya. Seperti mobil ini dengan SUV cenderung dapat intimidasi malah. Hal Seperti inilah yang membuat SUV semakin arogan terutama buat mobil listrik mungil seperti ini.
Namun keseluruhan, Wuling AIR EVselama satu tahun ini bisa jadi pemain penting dari segmen mobil micro EV seperti ini. Sepertinya kami bisa saja membeli mobil ini sebagai rangkaian operasional bahkan tidak menutup kemungkinan juga bisa berkelana dengan Wuling Air EV berikutnya.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.