Masalah geopolitikal serta kurangnya pasokan bahan membuat Volkswagen meyakini bahwa kelangkaan Chip Semikonduktor ini bisa saja berlanjut hingga 2023 bahkan 2024.
Autos.id – Selama pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sejak tahun 2020 silam, salah satu tantangan dan halangan terbesar di industri otomotif dunia adalah kelangkaan Chip Semikonduktor. Bahkan salah satu raksasa otomotif asal Jerman, Volkswagen memprediksi bahwa masalah kelangkaan Chip Semikonduktor ini bisa ajah akan terus berlanjut hingga tahun 2023.
Dan untuk mengantasipasi hal tersebut, Volkswagen melakukan beberapa langkah strategi yang mereka sebut sebagai “New Normal” untuk mengatasi masalah Chip Shortage ini.
Langkah Volkswagen Menghadapi Lanjutan Chip Shortage
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan media otomotif Jerman, Automobilewoche pada Rabu (21/9/2022), Kepala Pengadaan Dewan Volkswagen, Murat Aksel menyebut bahwa mereka memprediksi kelangkaan Chip Semikonduktor ini bisa berlanjut hingga 2023 bahkan 2024. Ia menyebut bahwa untuk mengatasi masalah ini, perusahaan sudah mempersiapkan sejumlah langkah pencegahan agar kelangkaan Chip ini tidak lebih parah lagi.
Aksel menyebut langkah yang dilakukan oleh Volkswagen ini sebagai “New Normal” dengan melakukan beberapa pendekatan baru. Ia menyebut masalah pada kekurangan struktural yang terjadi secara global membuat langkah Volkswagen ini menjadi lebih rumit dan sulit untuk diselesaikan dalam waktu yang begitu cepat.
“Dengan masalah geopolitical yang cukup rumit, membuat permasalahan kelangkaan chip ini menjadi sulit untu teratas. Kamu telah melakukan investasi pada penambahan kapasitas produksi chip yang meskipun sudah berada di jalur yang tepat, tetapi belum sepenuhnya menyelesaikan masalah”, tambah Aksel. Ia juga berharap agar apa yang terjadi salam 2 tahun terakhir bisa segera berakhir yang berakibat pada penurunan produksi di industri otomotif dunia.
Pada bulan Februari silam, Volkswagen sebenarnya sudah melakukan pembatasan produksi chip di pabrik Wolfsburg serta memperkenalkan sistem peringatan dini. Sistem ini hadir sebagai salah satu penanda untuk mengetahui bagaimana kelangkaan chip ini akan mempengaruhi produksi mobil mereka. Dalam laporan dari Fortune, ada sekitar 150 Technical Alternative yang akan mempersiapkan plan cadangan untuk produksi chip tersebut.
