Autos.id – Pasar LCGC saat ini begitu menarik. Tatkala melihat Honda Brio sendiri sukses bertengger pada posisi pertama. Namun, itu hanya Honda Brio saja bukan lagi pemain lainnya yang bisa geser mobil tersebut. Rasanya bakalan sulit sekali melonjak seperti masa awal LCGC hadir untuk pasar Indonesia.
Pasalnya produsen otomotif sendiri sekarang cuma tiga yang produksi model LCGC. Yaitu, Honda, Toyota dan Daihatsu. Sebagian lain enggan atau belum ada produk yang cocok sebagai mobil murah. Lantas, kenapa segmen ini begitu besar tapi lama-lama tidak ada lagi yang mau menyediakan model untuk segmen tersebut.
Astra Daihatsu Motor sendiri memandang kalau segmen ini sudah bukan lagi first buyer, melainkan second buyer lebih besar saat ini. Bahkan penurunan pembeli dari first buyer terasa setelah masa COVID-19 melanda kemarin.
Pasar LCGC Bukan lagi milik First Buyer
Awalnya hadir LCGC untuk mengakomodir para first buyer atau pembeli mobil pertama bisa menjangkau mobil baru dengan harga terjangkau. Namun kondisi sekarang ini bergeser jauh sekali daripada target pemerintah saat itu.
“Sebelum Covid itu pangsa pasar LCGC Daihatsu 25% dan sekarang turun hanya 18% saja baik MPV hanya 9% dan Hatchback cuma 9% saja.” ujar Sri Agung Handayani, Direktur Marketing dan Corporate Planning & Communication Astra Daihatsu Motor.
Kenapa bisa terjadi penurunan sebesar itu? Mungkin saja ada beberapa faktor terutama ekonomi yang sempat menghempaskan seluruh lapisan masyarakat. Sehingga terjadi pergeseran segmentasi konsumen.
“Karena masalah ekonomi terutama segmen LCGC adalah konsumen kelas menengah dengan pekerjaan informal. Otomatis berpengaruh sekali saat ini.” papar Agung.
Sedangkan hal ini berimbas kepada pembiayaan kredit mobil khusus pasar LCGC itu sendiri. Karena banyak sekali konsumen yang menambah tenor lebih panjang daripada biasanya.
Tenor Panjang Pun Daihatsu Siapkan
Tentu saja mengantisipasi keinginan konsumen akan tenor panjang dengan cicilan ringan. produsen sudah menyiapkan itu semua. Bahkan ada kecenderungan kalau mereka ingin membeli mobil murah dengan tenor dan cicilan yang tidak memberatkan.
“Kami melihat kapabilitas dari mereka itu sendiri mencapai 80 persen dan tenor dari sebelumnya hanya 4 tahun sampai 5 tahun kini bisa 5 sampai 6 tahun lho.” paparnya. Bahkan market segmen ini rasanya sangat tergantung dengan kemampuan daya beli kelas menengah.
Terutama mobil murah ini servisnya kan sudah murah dan pastinya cicilannya juga ringan bukan. Karena itulah market pembeli mobil pertama itu pada tahun 2023 harapannya bisa lebih baik lagi. “Harapannya bisa sampai 70 persen dari first buyer akan muncul pada tahun ini,” tutupnya.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.