Last updated on 7 Maret, 2022
Dengan fokus pada sektor desain dan produk, sejarah motor Triumph dimulai dari sebuah produsen motor premium di Inggris, yang kini sukses di seluruh dunia.
Autos.id – Kejayaan sebuah pabrikan motor asal Inggris yang bernama Triumph Motorcycles dimulai pada tahun 1883, saat seorang yang bernama Siegfried Bettmann pindah ke Coventry, Inggris dari kota Nuremberg, Jerman.
Pada awalnya Bettmann tidak langsung membuat pabrik pembuat motor, melainkan sebuah perusahaan ekspor-impor dengan nama perusahaan S. Bettmann & Co Import Export Agency. Bettmann mengimpor mesin jahit dari Jerman dan juga mempunyai bisnis sampingan dengan menjual sebuah sepeda dengan badged diberi nama “Bettmann”.
Pada tahun 1887, perusahaan yang dijalankan oleh Bettmann melakukan tranformasi, Bettmann mengubah nama perusahaan menjadi New Triumph Co Ltd, yang dikemudian hari berubah nama lagi menjadi Triumph Siklus Co Ltd. Dengan mempunyai investor utamanya adalah John Dunlop, seorang dokter hewan asal Skotlandia yang memiliki paten atas ban pneumatik. Kemudian ada nama seorang insinyur Jerman, Mauritz Schulte yang bergabung ke dalam Triump.
Baca juga: Triumph Indonesia Rilis 5 Motor Baru, Bidik Motorcycle Enthusiast
Schulte saat itu meyakinkan Bettmann bahwa dirinya harus merancang dan menghasilkan produk sendiri. Pada tahun 1888, Triumph akhirnya membeli sebuah pabrik pembuatan pita tua di Coventry dan kemudian pabrik tersebut di atur untuk pembuatan sepeda.
Tahun 1895, Schulte sukses mengimpor salah satu sepeda motor buatan Hildebrand und Wolfmuller untuk dipelajari konstruksi mesinya. Kemudian pada tahun 1902, sejarah motor Triumph akhirnya dimulai dengan perusahaan mengeluarkan sepeda motor pertamanya. Produksi Sepeda motor pertama Triumph dilengkapi dengan mesin 2-HP milik Minerva buatan Belgia. Dalam kurun waktu satu tahun, Triumph mampu melakukan penjualan sepeda motornya sebanyak 500 unit.
Akhirnya, pada tahun 1905, merupakan sebuah pencapaian, bagi perusahaan Triumph, mereka mampu untuk memulai produksi sepeda motor hasil desain sendiri. Yang didukung oleh mesin 3-HP dan memiliki kecepatan tertinggi 45 Mph. Pada tahun 1910, Triumph melakukan lompatan besar. Dengan “mesin bebas” yang merupakan motor dengan kopling pertama yang memungkinkan pengguna untuk mulai menyalakan mesin dengan berdiri.
Pada waktu Perang Dunia I mulai berkecamuk. Tahun 1914, seorang kolonel yang bernama Claude Holbrook meminang Triumph sebagai pemasok sepeda motor untuk Inggris dan sekutunya. Dan selama Perang Dunia I berlangsung, Triumph sukses menjual sekitar 30.000 unit sepeda motor.
Baca juga: Triumph Luncurkan Bonneville Gold Line Edition
Dengan anjloknya pasar saham Wall Street tahun 1929. Hal tersebut menyebabkan Triumph dengan terpaksa menjual anak perusahaan yang terletak di Jerman. Puncaknya, pada tahun 1939, karena mengalami masalah keuangan yang melilit perusahaan. Kemudian Triumph dibeli oleh Standard Motor yang dimiliki oleh John Sangster. Menariknya disini, sosok John Sangster merupakan pemilik Ariel Motor, yang mana pada saat itu merupakan salah satu kompetitir Triumph dalam membangun sepeda motor.
Setelah perjalanan panjang dan mengalami pasang-surut, tahun 1983 seorang pengusaha asal Inggris yang berama John Bloor, mengambil alih Triumph Motorcycles Ltd. John Bloor berusaha untuk mempertahankan Triumph sebagai sepeda motor asli Inggris yang legendaris. Dengan filosofi “For the Ride” yang memiliki makna nyaman dikendarai, yang disematkan untuk Triumph, John Bloor memulai kampanye membawa kembali Triumph kepuncak kejayaannya.
Baca juga: Bangun Pabrik Perakitan Di India Harga Motor Triumph Bakal Lebih Bersahabat
Ada tiga elemen penting yang dijadikan acuan sejarah motor Triumph sebagai tunggangan yang nyaman dikendarai, yaitu penampilan yang elegan, desain konstruksi atau rangka yang ergonomis dan kuat, serta performa mesin yang dapat dihandalkan. Satu ciri khas keunikan yang sering kali dirasakan oleh para rider Triumph, yaitu stabilitas. Pada kecepatan rendah, para rider Triumph dapat terus dijalankan tanpa perlu menurunkan kaki mereka.
Bloor sangat mencurahkan perhatian yang tinggi pada sektor desain dan produksi. Dengan alokasi 50 persen dari total 2.000 karyawan yang dimiliki oleh Triumph saat itu, bekerja pada sektor Research and Development. Dengan fokus pada area tersebut, hasilnya adalah 26 model dengan beragam produk segmen yang luas, yang meliputi adventure, klasik, cruiser, roadster, supersport dan touring.
Baca juga: Yamaha SC950 Scrambler Pesaing Triumph Dan Ducati
Dengan begitu, Triumph mulai berkembang menjadi sebuah produsen motor premium dengan lini produk yang paling lengkap. Efeknya, penjualan motor Triumph diseluruh dunia semakin melejit, dan menembus rekor baru dengan angka penjualan menyentuh 50 ribu unit. Di negara asalnya, Inggris. Triumph menjadi brand sepede motor nomer satu dengan pangsa pasar mencapai 19% dari total seluruh penjualan motor di Inggris.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.