Tahun ini, pemerintah menggalakkan penggunaan mobil listrik dari mobil konvensional berbahan bahak minyak.
Autos.id – Pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dinilai belum cukup untuk mendorong masyarakat beralih menggunakan mobil listrik. Sebaliknya, pengamat menyarankan untuk menaikkan pajak mobil bensin agar masyarakat lebih tertarik menggunakan mobil listrik.
Pemerintah Indonesia telah memberlakukan insentif PPN untuk mobil listrik yang dijual di Indonesia pada tanggal 1 April 2023. Namun, tidak semua mobil listrik dapat memenuhi persyaratan dan memperoleh insentif tersebut.
Mobil listrik harus memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40%. Sejauh ini, hanya dua mobil listrik yang dapat memperoleh insentif PPN, yaitu Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air EV.
Meskipun adanya insentif PPN cukup mempengaruhi harga kedua mobil listrik tersebut, penurunan harga Wuling Air EV hanya sekitar Rp 21 sampai Rp26 jutaan dan Hyundai Ioniq 5 sekitar Rp60-70 jutaan. Namun, jika dilihat dari harga setelah mendapat insentif, muncul pertanyaan baru apakah subsidi mobil listrik hanya untuk orang kaya, mengingat harga mobil listrik yang masih di atas rata-rata kemampuan masyarakat Indonesia.
Menurut Pengamat
Yannes Martines Pasaribu, seorang pengamat otomotif, menyatakan bahwa insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tidak cukup untuk mendorong masyarakat beralih menggunakan mobil listrik. Menurut dosen ITB tersebut, untuk mendorong masyarakat beralih ke mobil listrik, seharusnya pajak mobil bensin dinaikkan.
Menurut Yannes, dalam situasi politik seperti sekarang ini, cara yang tidak populer untuk mendorong masyarakat beralih ke mobil listrik adalah dengan menaikkan pajak BBM, karena BBM adalah penyebab utama dari polusi emisi gas buang dari semua mobil yang menggunakan mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine).
Yannes juga mengatakan bahwa saat ini masih sedikit masyarakat Indonesia yang menyadari pentingnya penggunaan kendaraan listrik. Hal ini ditambah lagi dengan penempatan harga mobil listrik yang cukup tinggi, sehingga mobil listrik lebih cocok bagi kalangan menengah ke atas.
Sumber: Berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.