Langkah ini sebagai salah satu perhatian besar BMW untuk mengurangi ketergenuangan gas alam dan menciptakan udara yang jauh lebih bersih untuk produksi mobil mereka.
Autos.id – Isu ramah lingkungan semakin lama semakin menajdi perhatian banyak pihak termasuk di dunia otomotif. Salah satu raksasa otomotif Jerman yaitu BMW kini tengah menjajaki investasi baru dalam pemanfaatan energi surya dan hidrogen untuk setiap produksi mobil terbaru mereka.
Hal ini dilakukan untuk menekan ketergantungan pada gas alam dan mendukung penghijauan dalam setiap produksi mobil mereka.
Mendukung Proses Penghijauan Yang Lebih Baik
Seperti yang dilansir Reuters pada Sabtu (28/5/2022), BMW sudah meneliti langkah dalam mengurangi penggunaan gas bumi dan fosil untuk produksi mobil mereka. Salah satu cara yang dilakukan oleh BMW adalah dengan menambahkan panel surya ke beberapa pabrik perakitan BMW. Tidak hanya itu, BMW juga berencana akan bekerjasama dengan otoritas lokal untuk membawa Hidrogen ke pabrik mereka di Leipzig sebagai percontohan.
Salah satu anggota Board of Management BMW AG, Milan Nedeljkovic menyebut penggunaan hidrogen sangat cocok untuk menurunkan atau bahkan menghilangkan penggunaan gas saat produksi mobil. Ia juga menyebut bahwa BMW selama ini menyumbang 37% dari konsumsi gas alam di Jerman. “Kami juga mengantisipasi penggunaan gas alam yang dikirim ke beberapa negara seperti di Rusia. Sehingga kami harus mencari alternatif energi lainnya”, ujar Nedeljkovic.
BMW sendiri sudah menyiapkan rencana apabila Rusia sudah mulai memberikan jatah gas alam secara terbatas atau penghentian pasokan gas secara mendadak. Nedeljkovic juga menyebut bahwa pabrik BMW di Debrecen, Hungaria akan menjadi pabrik mobil pertama di dunia yang tidak akan mengandalkan bahan bakar fosil dan bergantung dengan energi surya untuk proses produksinya.
Ia juga menyebut bahwa tenaga panas bumi akan lebih stabil dibandingkan energi terbarukan yang bergantung dengan kondisi cuaca. Meskipun begitu ia belum melihat pertumbuhan atau investasi yang sebanding. Hal itu terjadi karena biaya di muka yang sangat tinggi serta proses perizinan yang lebih sulit untuk melakukan pengeboran ke inti bumi.
Selain energi surya dan hidorgen, Nedeljkovic menyebut penggunaan nuklir bisa menajdi solusi yang bisa menstabilkan energi terutama di masa yang sedang tidak menentu saat ini. “Untuk produksi sendiri, kami juga berusaha fleksibel dengan penggunaan sumber energi regenerative yang bisa kami olah”, tambahnya.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.