Legenda MotoGP, Kevin Schwantz, menganggap Iannone kurang maksimal dan harus digantikan oleh Suzuki jelang musim 2019.
Australia, autos.id – Suzuki harus memprioritaskan mencari pengganti Andrea Iannone untuk MotoGP musim 2019, kata legenda balap asal Australia Kevin Schwantz.
Setelah empat musim bersama Ducati, Iannone beralih ke Suzuki di musim 2017, namun mengalami periode sulit dengan menggunakan motor GSX-RR dan serangkaian kritik karena dia tampak kurang bekerja keras.
Desas-desus yang berdedar bahkan menyatakan bahwa ia bisa digantikan oleh juara World Superbike Jonathan Rea jika penampilannya membaik di akhir musim ini, karena mendapat posisi teratas di 3 dari 6 balapan terakhir.
Tapi meski mengalami beberapa masalah dan Suzuki berpotensi lebih baik di musim 2018, Schwantz (juara kelas 500cc tahun 1993) yakin tim berbasis Jepang itu perlu mencari pengganti potensial untuk musim 2019.
“Sebagai pembalap utama di tim, Anda harus memberikan segalanya setiap saat,” kata Schwantz kepada Motorsport.com (23/1/2018).
“Dalam kondisi 95%, motor di grid cukup untuk dikendarai, 5% terakhir yang harus Anda usahakan. Itulah perbedaan antara motor yang bagus dan yang tidak bisa finish di posisi 10 besar.
“Dengan pengalaman yang dimiliki Iannone, dan dia telah memenangkan grand prix bersama Ducati, dia harunya menjadi pembalap pabrik yang bisa mengikuti arah, terutama di musim pertama.
“Mungkin tahun ini Rins bisa memberi sedikit kontribusi karena dia mulai memiliki pengalaman, tapi tahun lalu semuanya menjadi beban Iannone dan dia sama sekali tidak memainkan peran itu.
“Mereka memilikinya dan Rins untuk tahun ini, tapi saya pikir mereka harus benar-benar mencari pembalap lain (untuk musim 2019).”
Kurangnya kerja keras yang “tidak dapat diterima”
Melihat pencapaian Iannone, Schwantz menekankan kegagalannya untuk memanfaatkan momen sulit Honda di awal musim lalu, dan jatuhnya Yamaha dari persaingan juara.
Eks-pembalap itu juga membandingkan pencapaiannya di GP Barcelona dengan apa yang didapat Iannone ketika balapan ditempat yang sama, mengakhiri balapan di posisi 16 yang “sama sekali tidak dapat diterima”.
“Ini sangat sangat menyulitkan,” lanjut Schwantz. “Yamaha cukup hebat dan kemudian memiliki masalah besar. Honda tidak begitu hebat dan Suzuki seharusnya bisa memanfaatkan situasi.
“Di Barcelona, dia mengakui keunggulan Guintoli sebagai pembalap pengganti, dan beberapa lap berikutnya saya melihat dia bisa melewati pembalap di depannya, tapi dia justru melambat.
“Kinerja seperti itu sama sekali tidak bisa diterima, dia harus berusaha 110%.”
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.