Di penghujung kuartal pertama 2018 kemarin, generasi ketiga BMW X3 resmi masuk ke Indonesia. Selain membawa desain baru, apa lagi yang ditawarkan dari Medium Luxury SUV BMW ini?.
Jakarta, Autos.id – Dari segi desain, boleh dibilang BMW X3 yang berkode bodi G01 ini adalah yang paling menarik jika dibandingkan dengan para pendahulunya.
Fascia depan dan bodi sampingnya yang tampak lebih berotot memberikan kesan kalau mobil ini seolah merupakan versi yang lebih kecil dari BMW X5.
Kendati demikian, ciri khas BMW X3 yang sudah ada sejak generasi pertamanya tetap dipertahankan. Bagian belakang atap dan kaca bagasi yang cenderung landai masih menjadi karakter All New BMW X3 yang cukup mudah untuk diingat.
Beralih ke interiornya. Karakter interior khas BMW masa kini juga kental terasa di X3 terbaru. Sebab, desain dasbornya yang cenderung simpel dengan bagian konsol tengah yang menjorok ke arah pengemudi mengingatkan kita pada interior BMW 5 Series G30 dan 7 Series G12.
Bagaimana dengan akomodasinya? Saat tester yang berpostur 176 cm duduk di bangku belakang, masih tersisa legroom sekitar lima jari, dan headroom-nya pun juga luas.
Walau kelihatannya lega, tapi akomodasi bangku belakang All New BMW X3 ini bukanlah yang terbaik di kelasnya. Karena rival lainnya yang juga berasal dari Jerman seperti Audi Q5 dan Mercedes-Benz GLC juga mempunyai akomodasi yang mirip dengan X3 terbaru.
Setelah puas menikmati kabinnya dan merasakan akomodasinya, kami pun langsung menjalankan All New BMW X3. Tapi sebelum membawanya berjalan, tentu saja kami harus mengatur dulu posisi mengemudi yang ideal dengan postur kami.
Seperti khasnya sebuah mobil BMW, posisi mengemudi di All New X3 terbilang sporti. Apalagi pengaturannya juga lengkap, sehingga kami bisa dengan mudah mendapatkan posisi mengemudi yang ideal.
Satu hal yang cukup mengejutkan adalah, pengaturan tilt & teleskopik (maju & mundur) pada setirnya masih dilakukan secara manual. Mengingat harga mobil ini yang sudah lebih dari Rp 1 miliar, maka semestinya pengaturan setir elektrik sudah menjadi standar.
Sedikit informasi teknis tentang BMW X3 G01. Mobil ini menggunakan mesin 2.0 L empat silinder dengan TwinPower Turbo yang mempunyai tenaga sebsar 184 dk dan torsi 290 Nm. Mesin ini dipadukan dengan transmisi otomatis delapan percepatan.
Tenaga dan torsi yang dimiliki oleh BMW X3 G01 sebenarnya bukanlah yang terbesar jika dibandingkan dengan kedua rival senegaranya.
Dengan kapasitas mesin yang sama, Audi Q5 mampu menghasilkan tenaga sebesar 252 dk dan torsi 370 Nm. Sedangkan Mercedes-Benz GLC 200 AMG Line juga mempunyai tenaga sebesar 184 dk, tapi torsinya berada di angka 300 Nm.
Menilik fakta bahwa tenaga dan torsi BMW X3 GO1 bukanlah yang terbesar di kelasnya, apakah itu membuat mobil ini jadi memiliki performa yang paling inferior di kelasnya?
Untuk mendapatkan jawabannya, tanpa mau berlama-lama, kami pun langsung menjalankannya dengan mode berkendara comfort, yang merupakan setelan default ketika mesin BMW X3 dihidupkan.
Pada mode ini, tenaga yang disalurkan di putaran bawah terasa halus. Kalaupun kita melakukan kickdown di mode ini, mobil tetap bisa langsung melesat tanpa ada gejala lag pada mesinnya.
Pindah ke mode sport. Pada putaran bawah, tenaga yang disalurkan di putaran bawah pada mode ini sebenarnya masih halus seperti layaknya comfort. Namun, cerita berbeda ketika kita melakukan akselerasi secara spontan.
Saat berakselerasi, semburan tenaganya terasa cukup kuat. Kuatnya akselerasi BMW X3 di mode sport juga ditunjang dengan kinerja transmisinya yang bekerja secara lebih sigap dan cekatan.
Terlepas dari apapun mode berkendara yang dipilih, BMW X3 GO1 tetap mampu berakslerasi secara sigap apabila kita menambah kecepatan dengan cara kickdown ataupun menginjak gas lebih dalam secara perlahan.
Ini disebabkan karena BMW X3 G01 memakai penggerak semua roda. Ketika mobil sedang berakselerasi, bisa dirasakan kalau tenaganya tersalurkan ke semua rodanya, sehingga pengendaraannya pun jadi terasa lebih mantap. dan mobil bisa melaju dengan lebih sigap.
Jadi biarpun BMW X3 bukanlah mobil yang mempunyai tenaga dan torsi terbesar di kelasnya, namun mobil ini tetap asyik dikendarai dan performanya juga bisa diandalkan. Itu semua tak lepas pemakaian penggerak semua roda dan transmisi otomatis delapan percepatan.
Hal lain yang menambah kesenangan berkendara pada All New BMW X3 adalah karena mobil ini memiliki kekedapan yang baik. Tidak peduli sekencang apa kita berkendara, tak akan ada suara mesin, angin, ataupun gelindingan ban yang masuk ke dalam kabin.
Lalu bantingan suspensinya pun juga terasa pas. Hal inilah yang membuat kita jadi percaya diri apabila kita membawanya melakukan manuver cepat, atau berbelok tajam.
Tapi bicara soal kenyamanan, suspensi BMW X3 G01 masih kalah nyaman dengan Mercedes-Benz GLC. Dengan kata lain, bantingan suspensi BMW X3 terasa lebih kaku jika dibandingkan dengan pesaing terdekatnya itu.
Di Indonesia, BMW X3 hanya hadir dalam satu varian, dan dijual sehargra Rp 1.009 miliar off the road. Dalam kondisi on the road, harga mobil ini jadi berada di nominal Rp 1,126 miliar.
Kalau dibandingkan dengan kedua rivalnya, maka harga BMW X3 berada di tengah-tengahnya, karena ia lebih mahal dari Mercedes-Benz GLC 200 AMG Line, dan lebih murah dari Audi Q5.
Jika membandingkan semua hal yang dimiliki All New BMW X3 dengan harganya, maka mobil ini bisa menjadi sebuah pilihan yang menarik untuk mereka yang menginginkan sebuah Medium SUV mewah dari Eropa.
Alasannya sederhana saja, karena All New BMW X3 mempunyai performa yang sigap, enak dikendarai, dan dijual dengan harga yang kompetitif.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.