Kabar baru beredar jika Uber dilarang beroperasi lantaran tidak memenuhi persayartan keselamatan dan keamanan sebagai layanan publik.
London, Autos.id – Uber diberitakan bakal dicabut lisensinya sebagai layanan taksi online. Hal itu lantaran ada pihak yang menilai Uber mengabaikan masalah keselamatan dan keamanan publik. Keputusan perizinan Uber dilarang ini akan berlaku di London, Inggris, mulai 30 September 2017. Hal itu setelah pihak Transport of London (TfL) mengeluarkan surat keputusan, Jumat (22/9/2017) lalu.
Badan pemerintah yang bertanggung jawab atas sistem transportasi di London tersebut menyebutkan kalau Uber tidak lulus uji “fit and proper” untuk bisa memiliki lisensi layanan taksi online di Ibukota Inggris tersebut. TfL juga menyebutkan kalau perilaku pihak manajemen Uber kurang bertanggung jawab dengan sejumlah isu yang memiliki potensi implikasi keselamatan dan keamanan publik.
“Kasus yang bersinggungan dengan keselamatan dan keamanan publik bukan kali pertama bersinggungan dengan Uber di London. Sebelumnya perusahaan yang beroperasi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia ini, juga dibuat harus mengakui kalau mereka menggunakan Greyball”
Kasus yang bersinggungan dengan keselamatan dan keamanan publik bukan kali pertama bersinggungan dengan Uber di London. Sebelumnya perusahaan yang beroperasi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia ini, juga dibuat harus mengakui kalau mereka menggunakan Greyball. Greyball adalah sebuah program rahasia yang bisa membuat sebuah sistem antarmuka palsu sehingga membuat para pengemudi sulit untuk mendapat order dari masyarakat pengguna Uber. Selain itu, program ini juga bisa menutupi tindakan polisi ketika pengemudi mendapat masalah lalu lintas.
“Saya mendukung sepenuhnya keputusan TfL, akan menjadi salah jika TfL terus mengizinkan Uber karena bakal ada kemungkinan hal ini mengancam keamanan dan keamanan London,” kata Sadiq Khan, Walikota London seperti dikutip dari Paultan, Selasa (26/9/2017).
“Saya ingin London berada di garis depan dalam inovasi dan teknologi baru dan menjadi rumah bagi perusahaan baru untuk menyediakan layanan yang lebih baik dan terjangkau. Namun, semua perusahaan di London harus bermain sesuai peraturan dan mematuhi standar tinggi yang kami harapkan, terutama bila menyangkut keamanan pelanggan,” kata Khan.
Menindak lanjuti keputusan Uber dilarang, para petinggi perusahaan sedang mengajukan banding atas keputusan TfL tersebut. Sebagai catatan, di London saja, tercatat ada 40.000 pengemudi mobil yang menjadi driver Uber. Sementara 3,5 juta masyarakat London adalah pengguna layanan taksi online yang lahir dari San Farancisco, Amerika Serikat itu.
Sementara itu Tom Elvidge, GM Uber di London mengatakan kalau pihaknya sudah pernah meminta bertemu dengan Khan untuk berdiskusi mengenai persyaratan layanan taksi online di kota tersebut. “Permintaan bertemu ini sudah kami layangkan sejak Mei 2016, namun permintaan itu selalu di tolak,” kata Tom.
Perihal merebaknya isu Uber dilarang di London pun marak di akun sosial media. Karena itu dalam setiap unggahannya, Uber bertekad akan membela nasib seluruh pengemudi Uber di London dan juga jutaan konsumennya. Bahkan kini muncul hastag #Save Your Uber in London.
“Pengemudi yang menggunakan Uber sudah diberi lisensi oleh TfL, dan kami pun sellau melaporkan jika ada insiden serius termasuk ketika pengemudi kami berurusan dengan polisi. Dan sata ini kami selalu jadi mitra yang baik di setiap kota tempat kami beroperasi,” tukas Dara Khosrowshahi, CEO Uber.
