Last updated on 5 Juni, 2023
Mahalnya harga BBM non-subsidi mendorong sebagian orang untuk mencari cara-cara untuk mengatasi hal ini.
Autos.id – Penggunaan cairan penambah oktan atau octane booster bukanlah hal baru bagi pemilik kendaraan bermotor, baik mobil maupun motor. Fungsinya adalah untuk meningkatkan nilai oktan pada Bahan Bakar Minyak (BBM).
Setiap kendaraan umumnya memiliki rekomendasi oktan BBM yang sesuai dengan pabrikannya. Rekomendasi tersebut disesuaikan dengan spesifikasi dan kompresi dari masing-masing kendaraan.
Oleh karena itu, penting bagi pemilik kendaraan untuk mengisi BBM sesuai dengan rekomendasi pabrikannya.
Namun, sayangnya, sebagian pemilik kendaraan memilih untuk menggunakan bahan bakar dengan oktan rendah dan mencampurnya dengan cairan penambah oktan.
Pilihan ini sering menjadi alternatif bagi pemilik kendaraan yang berada di daerah yang tidak menyediakan bensin dengan oktan tinggi.
Selain itu, penggunaan cara tersebut dianggap dapat meningkatkan performa kendaraan dan lebih hemat biaya daripada harus membeli bahan bakar dengan oktan tinggi yang harganya lebih mahal.
Meskipun metode ini dapat menghemat biaya, ternyata memiliki dampak negatif pada komponen-komponen kendaraan.
Baca juga: Perbedaan Pertamina Dex, Dexlite, dan Bio Solar yang Wajib Anda Ketahui
Cairan Penambah Oktan Dapat Merusak Injektor
Penggunaan cairan penambah oktan dapat berpotensi merusak injektor dan busi pada kendaraan. Jika digunakan secara terus-menerus, insulator pada busi akan menjadi merah dan terdapat garis-garis seperti rambut pada ujung busi.
Ketika terdapat tanda garis rambut di sekitar elektroda pusat, itu menunjukkan bahwa aliran listrik akan mengarah ke bagian logam busi dan dapat merusak insulator.
Kondisi ini akan menyebabkan mesin menjadi tidak responsif karena pengapian tidak sempurna, sulit untuk dinyalakan, dan konsumsi bahan bakar meningkat.
Tidak hanya itu, kerusakan pada koil juga dapat terjadi. Bahkan, dalam kasus yang lebih parah, kendaraan dapat mati mesin.
Penggunaan cairan penambah oktan secara terus-menerus juga dapat menyebabkan timbulnya kerak pada beberapa komponen, seperti filter dan saluran bahan bakar, serta timbunan jelaga atau endapan pada injektor yang sulit dibersihkan.
Akibatnya, pemilik kendaraan akan sering harus membawa kendaraan ke bengkel untuk membersihkan jelaga yang mengotori ruang bakar mesin.
Baca juga: Mitos Goyangkan Mobil Saat Isi BBM, Apa Dampaknya?
Octane Enhancer Non-Oxygenate
Penggunaan octane booster di Indonesia sebagian besar masih mengandalkan impor dan kebanyakan menggunakan jenis octane enhancer non-oxygenate.
Pencampuran octane enhancer non-oxygenate dapat merusak sensor kendaraan sehingga mengurangi kinerjanya.
Sistem sensor oksigen harus dijaga agar dapat menjaga emisi gas buang rendah sepanjang umur kendaraan, tetapi penggunaan aditif dapat mempengaruhi kondisi katalisator dan komponen lainnya, termasuk sensor oksigen, sehingga dapat meningkatkan emisi kendaraan.
Selain merusak komponen kendaraan, produk ini juga diduga berpotensi merusak lingkungan.
Hal ini disebabkan karena dalam cairan tersebut terdapat campuran beberapa unsur logam seperti besi (Fe), timbal (Pb), dan mangan (Mn).
Unsur-unsur ini dikenal sangat berbahaya dan memiliki dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan pengendara.
Untuk menjaga lingkungan, kesehatan, dan kinerja mesin, pemilik kendaraan sangat disarankan untuk menggunakan bahan bakar sesuai rekomendasi pabrikan.
Setiap pabrikan telah melakukan perhitungan yang matang mengenai jenis dan spesifikasi mesin, kompresi, serta RON (Research Octane Number) bahan bakar yang sesuai dengan mesin.
Oleh karena itu, pabrikan tidak akan sembarangan merekomendasikan jenis bahan bakar untuk kendaraan yang mereka produksi. Selain menggunakan bahan bakar sesuai rekomendasi pabrikan, perawatan rutin kendaraan juga dapat mempengaruhi efisiensi konsumsi bahan bakar mobil tersebut.
Baca juga: Inilah Daftar Mobil yang Tidak Boleh Diisi Pertalite
Sumber: berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.