Regulasi yang jelas, tersedianya Dewan Komisi Teknik (DKT) yang bertindak sebagai pengawas balapan, meyakinkan para pembalap untuk terjun di balapan ETCC
Sentul, Autos.id – Dalam setiap balapan yang dipertandingkan, pastinya sudah memiliki regulasi tersendiri yang dibuat demi kepentingan pembalap, baik dari segi safetynya maupun dalam hal pengeluaran biayanya. Tidak mudah untuk menyusun regulasi karena harus memperhatikan segala aspek agar tidak merugikan pembalap yang akan tampil.
Karena itu, balapan European Touring Car Championship (ETCC) 2000 dan 3000 cukup diminati para pebalap muda yang baru turun di lintasan balap. Karena regulasi yang mereka terima sangat memuaskan. Tak hanya itu saja, dengan regulasi ini balapan ETCC mereka nilai sangat fair play, siapapun bisa tampil sebagai juara dengan spesifikasi mobil yang merata.
Begitu juga dengan mantan pembalap yang juga duduk sebagai pengurus ETCC sekarang sudah tidak turun lagi, hingga tidak ada lagi kecurigaan yang akhirnya balapan ETCC ini menjadi Fairplay.
Sirkut Sentul Siap Gelar Kembali ISSOM 2019
“Oleh sebab itu, ETCC mereka jadikan barometer untuk tampil di lintasan balap untuk menggapai jenjang yang lebih tinggi lagi. Terlebih lagi jenjang tampil di ETCC sangat jelas, karena kita memiliki 5 kelas yaitu, Novice, Promotion, Master, Rising Master dan Pro. Mulai dari kelas pemula hingga profesional semua tersedia di ETCC,” tukas Titus Wahyudi salah satu punggawa ETCC ketika ditemui di Sentul beberapa waktu lalu.
Menurut Titus, di tahun 2019 ini ada sekitar 8 pembalap muda atau baru yang tampil di ETCC 2000 dan 3000, yang pastinya mereka akan turun di kelas pemula yaitu Novice. “Namun, bukan hanya semakin banyak pembalap saja yang tampil, tetapi kita juga mengharapkan semakin meningkatnya kualitas di tahun 2019 ini,” imbuh Titus.
“Untuk balapan ETCC ini, kita tidak hanya mencari kuantitas saja, tetapi juga kualitas dari setiap tahunnya. Oleh karena itu, di tahun 2019 ini kami mengharapkan adanya perpecahan rekor waktu untuk ETCC 2000 yang dipegang oleh Gerard Lukita dan ETCC 3000 yang dicapai oleh Achmad Fadillah. “Pemecahan ini diharapkan bisa dilakukan oleh kedua pembalap itu sendiri, maupun pembalap lainnya yang turun di ETCC,” papar Titus.
Pada seri perdana ETCC dari 6 seri yang direncanakan hingga akhir tahun 2019 mendatang, Titus berharap di seri-seri selanjutnya seluruh pembalap yang tampil di lintasan hendaknya selalu tampil elegan dan jangan urakan. “Dengan regulasi yang yang sudah disepakati bersama, tetap mampu menjalankan balapan dengan kualitas tinggi,” papar Titus.
Dalam seri perdana ETCC 3000, tidak dapat dipertandingkan karena hujan yang turun di Sirkuit Sentul sangat lebat. Safety Car yang mencoba lintasan menyatakan tidak layak untuk dipertandingkan karena jarak pandang ke depan tidak lebih dari 5 meter.
“ETCC 3000 seri pertama, nanti akan dilanjutkan di Seri kedua yang direncanakan langsung dibalapkan dua seri,” pungkas Titus.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.